Viral Arti Anoreksia, dan Apa Hubungannya dengan Media Sosial

Arti Anoreksia
Arti Anoreksia | Pixabay


Kehadiran media sosial punya banyak sisi dalam kehidupan kita. Di satu sisi, kehadirannya memudahkan kita untuk berkomunikasi dan tetap terhubung dengan banyak orang, tanpa terhalang jarak dan waktu. 

Di sisi lain, media sosial juga terlalu banyak mengumbar hal-hal yang bersifat pribadi, dan berpotensi menyebabkan banyak masalah dalam kehidupan kita, salah satunya anoreksia yang belakangan ini ramai diperbincangkan netizen. 


Pengertian Anoreksia

Anoreksia merupakan masalah kesehatan mental dan fisik, yang umumnya ditandai dengan keraguan berlebihan terhadap berat badan. Kondisi ini pada gilirannya dapat memicu kekurangan nafsu makan, dan beresiko rendah berat badan. 

Kondisi ini seringkali mengarah pada perilaku diet dan olahraga ekstrem, yang dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan. Anoreksia bisa terjadi pada semua orang, tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan latar belakang.

Penyebab pasti anoreksia belum diketahui secara pasti, tetapi dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

  • Faktor biologis: Genetika dan perubahan dalam fungsi otak dapat memainkan peran dalam membangun predisposisi terhadap anoreksia.

  • Faktor psikologis: Stres, tekanan, rasa tidak berharga, dan konsep diri yang buruk dapat memicu anoreksia.

  • Faktor sosial: Tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis, serta tekanan untuk berperforma dalam bidang tertentu, seperti olahraga, dapat memicu anoreksia.

  • Faktor lingkungan: Kondisi lingkungan yang memfokuskan pada diet dan berat badan, serta pemaparan terus-menerus terhadap iklan dan media yang memperkaya ideal tubuh yang tidak realistis, dapat memicu anoreksia.

Catatan: Setiap orang punya faktor dan latar belakang sendiri terkait anoreksia. Maka dari itu, terapi pengobatannya pun harus dilakukan secara personal.


Hubungan Anoreksia dengan Sosial Media

Di era media sosial seperti sekarang ini, kebanyakan dari kita akan selalu melihat kehidupan orang lain terlihat lebih sempurna ketimbang kehidupan yang kita miliki. Ini termasuk pandangan terkait konsep tubuh dan self-image

Penelitian telah menunjukkan bahwa eksposur terhadap bentuk tubuh ideal yang tidak realistis dan self-image yang dipromosikan di media sosial dapat memicu tekanan dan perasaan tidak puas terhadap penampilan fisik seseorang.

Salah satu buktinya adalah, penelitian tahun 2011 yang berjudul "The role of social comparison in the effects of media exposure on body dissatisfaction: Evidence from Australian and British samples" yang terbit dalam jurnal Body Image. 

Studi yang melibatkan responden dari Australia dan Inggris tersebut menemukan fakta jika eksposur terhadap gambaran "perfect body" di media sosial, dapat memicu perasaan tidak puas terhadap penampilan fisik seseorang. 

Tidak hanya itu, kondisi ini kemudian dapat menimbulkan tekanan secara psikologis agar kita bisa mencapai standar tubuh tersebut. Biasanya masalah ini dibumbui dengan kalimat, “kalau saya bisa, kenapa kamu tidak?”.

Hal ini sejalan dengan penelitian berjudul "Longitudinal Relationships between Adolescent Social Comparison and Body Dissatisfaction: The Roles of Social Comparison Orientation and Social Comparison Type". 

Penelitian  tahun 2012, yang diterbitkan dalam Journal of Youth and Adolescence, tersebut menemukan fakta jika aktivitas di media sosial berhubungan erat dengan peningkatan resiko diet ekstrem, yang berhubungan langsung dengan anoreksia.

Tidak hanya itu,  tren diet yang berlebihan juga dapat memicu berbagai masalah gangguan makan lainnya, seperti bulimia, dan lainnya.


Cara Mengatasi Anoreksia

Membatasi akses ke sosial media merupakan salah satu upaya yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi masalah anoreksia. Selain itu, penting untuk menghindari lingkungan toxic, yang hanya menghargai seseorang lewat tampilan fisik saja. 

Selain itu, proses pengobatan untuk anoreksia senidiri umumnya akan melibatkan beberapa pendekatan, diantaranya:

  • Terapi perilaku untuk membantu memahami dan mengatasi pikiran dan tindakan mereka yang memicu dan memperparah kondisi anoreksia mereka. 

  • Terapi nutrisi yang memfokuskan pada pengembangan pola makan yang sehat dan memperbaiki keseimbangan nutrisi. 

  • Terapi farmakologi untuk membantu mengatasi gejala-gejala tertentu, seperti depresi dan ansietas, yang mungkin memperparah kondisi anoreksia.

Penting untuk dicatat bahwa pengobatan untuk anoreksia sering memerlukan pendekatan yang berkesinambungan dan berkolaborasi antara profesional kesehatan mental, tenaga medis, serta (yang terpenting), keluarga dan lingkungan. 

Konsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental untuk membantu menentukan jenis terapi terbaik buat kamu.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url