Mengenal Bahaya FOMO dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Arti FOMO Sosial Media
Arti FOMO | Pixabay


Selain memberi dampak positif bagi kehidupan, harus diakui jika sosial media telah menyebabkan banyak dampak buruk bagi penggunanya. Hal ini berkaitan erat dengan sifat adiktif yang ditimbulkan penggunaan sosial media secara berlebih.

Salah satunya FOMO atau Fear of Missing Out, atau takut ketinggalan tren baru. Masalah kesehatan mental tersebut belakangan ini ramai diperbincangkan karena sering dikaitkan dengan pengaruh sosial media. 


Apa itu FOMO?

Seperti dijelaskan di atas, FOMO merupakan kondisi ketika seseorang mengalami rasa takut, bahkan selalu khawatir ketinggalan dengan update-update terbaru di sosial media, seperti trend OOTD, informasi maupun challenge yang sedang hist.

Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Mental Health and Addiction, menyebutkan jika sosial telah menyebabkan kesenjangan yang cukup parah, dimana banyak orang berusaha terlihat sempurna di depan kamera.

Jika terus dibiarkan, kondisi ini bisa menimbulkan FOMO yang sangat parah, bahkan berpeluang membuat seseorang mengalami tekanan mental karena tidak mampu ikut tren baru, atau tidak mampu meniru influencer yang sering dilihatnya.

Selain itu, FOMO yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan seseorang berusaha mendapatkan sesuatu dengan cara yang tidak terpuji, seperti menipu, ‘menjual diri’, dan berbagai tindak kriminalitas lainnya. 


Berkaitan Erat Dengan Efek Sosial Media

Seperti dijelaskan di atas, FOMO berkaitan erat dengan efek sosial media. Hal ini dibuktikan lewat penelitian yang menyebut kebanyakan orang menghabiskan waktunya, paling tidak selama 2.5 jam atau 147 menit per hari di sosial media. 

Menurut instruktur psikologi di Harvard University, Natalie Christine Dattilo, Phd, dalam waktu tersebut orang-orang akan melihat kehidupan orang lain yang terlihat sempurna, dengan keluarga yang terlihat bahagia dan finansial yang lebih sukses. 

Dari sinilah mulai muncul perasaan insecure. Yang lebih buruk lagi, kondisi tersebut dapat membuat seseorang termotivasi mencari kedamaian dengan melakukan hal-hal sama persis dengan apa yang dilihatnya di foto. 

Masih mending jika mampu mengikuti gaya hidup tersebut, bagaimana jika tidak? Disinilah timbul FOMO yang sangat merusak, bahkan bisa mendorong seseorang menghalalkan segala cara demi bersaing, terkenal dan viral. 


FOMO Merusak Produktivitas

Jika seseorang mengalami FOMO, seharusnya perasaan tersebut bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk jadi lebih produktif. Tapi sayang, rupanya hal tersebut tidak terjadi. Justru sebaliknya, FOMO dapat merusak produktivitas seseorang.

Dilansir dalam Psychology Today, perasaan takut, gelisah, hingga stres tersebut dapat membuat tingkat kepuasan hidup seseorang jadi berkurang. Alhasil, hanya ada dua jalan yang bisa mereka tempuh. 

Pertama, mereka akan menyerah karena merasa tidak akan mampu ‘seperti mereka’ hingga akhirnya merasa semua kerja kerasnya sia-sia, yang kedua menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. 

FOMO juga dapat membuat hubungannya dengan orang-orang terdekat menjadi renggang, membuat seseorang merasa tidak mendapatkan dukungan, hingga meningkatkan resiko perselingkuhan. 


Bagaimana Solusinya?

Hal pertama yang wajib kamu tanamkan adalah, yakin jika apa yang terlihat di sosial media, tidak seindah apa yang terlihat. Mereka sama seperti kita, punya banyak keterbatasan sehingga berusaha menutupinya dengan flexing.

Selain itu, cobalah melakukan diet sosial media. Bahkan kalau mampu, cobalah berhenti menggunakan sosial media selama 1-2 bulan, dan fokus dengan apa yang saat ini kamu miliki, kemudian rasakan perbedaannya.

Memang untuk awal-awal tidak akan mudah, terutama di minggu pertama dan kedua. Namun setelah minggu ketiga, kamu akan merasa lebih nyaman, dan ada keinginan untuk melanjutkan program ‘menjauh’ dari sosial media ini. 

Jika FOMO yang kamu alami sudah terasa sangat parah, atau kamu merasa tidak mampu mengendalikannya, libatkan profesional untuk membantu mengatasinya.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url