Hati-hati! Ini Masalah Mental Akibat Terlalu Lama Kerja Jarak Jauh
![]() |
| Akibat Terlalu Lama Kerja Jarak Jauh | Pixabay |
Kerja jarak jauh atau remote working telah menjadi tren yang makin populer, terutama di era digital. Banyak perusahaan, khususnya di bidang kreatif, mulai menerapkan kebijakan bekerja dari jarak jauh untuk memberikan fleksibilitas bagi karyawannya.
Hal ini membuat pekerjaan jadi lebih mudah diakses dan dapat dilakukan dari mana saja, selama terhubung dengan internet. Namun, dengan segala kenyamanannya, kerja jarak jauh memiliki tantangan tersendiri, terutama bagi kesehatan mental.
Masalah Mental Akibat Kerja Jarak Jauh
Seperti dijelaskan di atas, kerja jarak jauh atau remote working memiliki beberapa kekurangan, terutama terkait dengan masalah kesehatan mental. Salah satunya rentan menyebabkan depresi akibat rasa terisolasi dari lingkungan sosial.
Selain itu, berikut beberapa masalah mental akibat kerja jarak jauh yang wajib kamu waspadai.
Resiko Tinggi Mengalami Stres
Salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi akibat kerja jarak jauh adalah stres. Terkadang, tuntutan pekerjaan yang tinggi dan tekanan untuk selalu produktif dapat menyebabkan stres yang berlebihan.
Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan fisik seseorang, serta meningkatkan risiko terkena penyakit yang terkait dengan stres seperti masalah pencernaan, sakit kepala, hingga gangguan tidur.
Selain itu, stres juga dapat mempengaruhi performa kerja dan membuat seseorang kurang produktif dan efektif.
Masalah Kecemasan
Kecemasan merupakan kondisi mental yang seringkali dirasakan oleh mereka yang menjalankan sistem kerja jarak jauh. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti tekanan pekerjaan yang tinggi, ketidakpastian pekerjaan dan jenjang karir.
Selain itu, masalah ini juga bisa disebabkan oleh perasaan tidak aman dengan masa depan, kurangnya interaksi sosial secara langsung, atau rasa tidak aman dalam situasi yang tidak terkendali, terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
Kondisi kecemasan yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak buruk. Bukan hanya pada kesehatan mental, tapi juga pada kesehatan fisik.
Masalah Isolasi Sosial
Meski teknologi dapat membantu dalam berkomunikasi dengan rekan kerja, tapi interaksi tatap muka yang mengakibatkan kebersamaan dan rasa solidaritas dapat terganggu, bahkan berpotensi benar-benar hilang dalam kehidupan kita.
Dalam situasi kerja jarak jauh, seseorang dapat merasa terasing dari tim kerjanya, merasa kurangnya dukungan sosial, dan kesulitan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Tentu saja kondisi ini dapat mengganggu kesehatan mental kamu.
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk tetap terhubung dengan rekan kerja dan teman-teman, baik lewat video conference maupun agenda nongkrong bareng.
Kelelahan Fisik dan Mental
Meski terdengar mudah, bekerja dari rumah memiliki tantangan tersendiri, seperti kesulitan memisahkan waktu kerja dengan istirahat, terganggunya ritme tidur dan pola makan, serta kurangnya interaksi sosial yang mempengaruhi keseimbangan emosi.
Terlebih lagi, jika pekerjaan kreatif melibatkan proses kognitif yang kompleks, seperti brainstorming atau ideation, maka kondisi fisik dan mental yang prima sangat penting untuk menghasilkan karya yang berkualitas.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menjaga kesehatan fisik dan mental agar tetap dalam kondisi optimal saat bekerja jarak jauh.
Insomnia
Insomnia atau susah tidur merupakan masalah kesehatan mental yang dapat timbul akibat kerja jarak jauh, terutama pekerjaan kreatif yang harus memikirkan ide-ide baru, mengejar deadline, atau berinteraksi dengan orang yang berbeda secara online.
Selain itu, jam kerja yang fleksibel dan seringkali tidak teratur dapat memengaruhi jam tidur dan mengganggu siklus tidur alami seseorang.
Maka dari itu, penting untuk berusaha mengelola waktu dengan lebih baik, menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu istirahat, dan berkomunikasi secara terbuka dengan rekan kerja, keluarga atau orang-orang terdekat.
Selain itu, melakukan kegiatan fisik seperti olahraga, meditasi, atau yoga juga dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan dan meningkatkan kualitas kesehatan secara menyeluruh, baik kesehatan fisik maupun mental.
Jika kecemasan dirasa cukup mengganggu, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater untuk mendapatkan bantuan dan solusi yang tepat.
