Mengenal Bias Aksi, Saat Diam Lebih Baik daripada Asal Bertindak

Bias aksi adalah
Bias aksi adalah | Pixabay


Bias aksi adalah istilah yang ditujukan pada kecenderungan manusia untuk mengambil tindakan atau membuat keputusan yang aktif, ketimbang tetap pasif atau tidak berbuat apa-apa, terlepas dari rasionalitas atau manfaat yang mungkin terlibat. 

Dalam konteks psikologi dan ilmu perilaku, bias aksi telah menjadi fokus penelitian yang luas dalam upaya untuk memahami mengapa manusia sering kali mengambil tindakan yang kurang rasional atau kontraproduktif.

Dalam bahasa sederhana, bias aksi sering diartikan sebagai ‘yang penting bertindak, daripada diam atau tidak melakukan aksi sama sekali’. Namun dalam konteks bias aksi, tindakan yang dilakukan tersebut tidak ‘bermakna’ atau tanpa arah yang jelas. 


Contoh Bias Aksi Yang Sering Dilakukan

Sebagai contoh, dalam konteks keuangan, bias aksi dapat muncul ketika investor cenderung melakukan perdagangan berlebihan dengan sering membeli dan menjual aset berdasarkan impuls atau kejadian pasar terkini.

Bahkan jika strategi investasi jangka panjang yang lebih pasif mungkin lebih menguntungkan. Bias ini bisa muncul karena manusia cenderung merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ingin merasa bahwa mereka mengendalikan situasi.

Yang jadi masalah, tindakan yang mereka ambil sebenarnya bisa mendatangkan kerugian besar dalam jangka panjang.

Selain itu, bias aksi juga terkait dengan bias penindasan atau status quo bias, di mana orang cenderung mempertahankan situasi atau keadaan yang sudah ada daripada mengambil risiko dengan melakukan perubahan. 

Bias ini dapat menyebabkan manusia melewatkan peluang atau gagal beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang mungkin lebih menguntungkan.


Pendapat Pakar Tentang Bias Aksi

Bias aksi dapat dijelaskan oleh beberapa teori psikologis. Salah satunya adalah teori kerangka kerja prospek yang dikemukakan oleh Daniel Kahneman dan Amos Tversky. 

Teori ini mengemukakan bahwa manusia cenderung lebih sensitif terhadap kerugian daripada keuntungan, sehingga mereka cenderung mengambil tindakan yang dapat menghindari kerugian daripada tindakan yang dapat memberikan keuntungan.

Selain itu, bias aksi juga dapat terkait dengan bias kognitif lainnya, seperti bias konfirmasi, di mana manusia cenderung mencari informasi yang memvalidasi keyakinan atau pendapat mereka sendiri, serta bias ketersediaan, di mana mereka cenderung memprioritaskan informasi yang mudah diakses atau yang paling terkini dalam pengambilan keputusan.

Dalam banyak kasus, bias aksi dapat merugikan individu karena mengarah pada keputusan yang kurang optimal atau tindakan yang impulsif. 


Cara Mencegah Bias Aksi

Untuk mengatasi bias aksi, penting untuk mengembangkan kesadaran diri yang lebih tinggi terhadap kecenderungan ini dan melibatkan proses berpikir yang lebih rasional dan terencana dalam pengambilan keputusan. 

Selain itu, untuk mencegah bias aksi, berikut beberapa langkah yang dapat kamu ambil.

  • Pertama-tama, penting untuk mengembangkan kesadaran diri terhadap kecenderungan bias aksi. Sadari bahwa keputusan impulsif atau tindakan yang terlalu aktif mungkin tidak selalu menjadi pilihan terbaik. 

  • Saat menghadapi keputusan atau tindakan, evaluasilah konsekuensi jangka panjang yang mungkin terjadi. Pertimbangkan implikasi jangka panjang dari tindakan tersebut, baik secara finansial, pribadi, atau profesional. 

  • Alih-alih selalu mengambil tindakan yang aktif, pertimbangkan juga opsi untuk tidak berbuat apa-apa atau memilih pendekatan yang lebih pasif. Singkat kata, jika diam lebih menguntungkan, kenapa harus bertindak?

  • Gunakan strategi pengambilan keputusan yang lebih terencana dan rasional. Misalnya, kamu bisa menggunakan daftar pro dan kontra untuk memperhitungkan argumen yang mendukung dan menentang sebuah keputusan. 

  • Saat menghadapi tekanan atau situasi yang menegangkan, hindari mengambil keputusan berdasarkan emosi semata. Ambil waktu untuk merenung, berdiskusi dengan orang lain, atau mengumpulkan informasi yang relevan.

Selain itu, kamu juga bisa mencari umpan balik dan pendapat dari pihak lain, dengan cara mengajukan pertanyaan kepada orang lain atau mencari umpan balik dari orang lain yang memiliki sudut pandang berbeda.

Dengan mengadopsi pendekatan ini, kamu bisa mencegah munculnya bias aksi, sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih rasional dan terencana. 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url