5 Bahan Alami Yang Bisa Digunakan Untuk Membuat Tikar Tradisional


Bahan Alami Yang Bisa Digunakan Untuk Membuat Tikar Tradisional
Bahan Alami Yang Bisa Digunakan Untuk Membuat Tikar Tradisional | Image: Pixabay

Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, tikar merupakan salah satu benda wajib yang banyak dipilih sebagai alas duduk, baik saat berada di dalam ruangan, maupun saat berada di luar ruangan, seperti pinggir pantai dan lainnya. 

Alas duduk tradisional yang sudah ada sejak zaman dulu tersebut terdiri dari banyak jenis, sesuai dengan bahan yang digunakannya. Beberapa diantaranya produk kebudayaan asli Indonesia, namun ada juga yang hasil akulturasi dari budaya lainnya. 

Berikut 5 bahan alami yang bisa digunakan untuk membuat tikar tradisional, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. 


  1. Tikar Samak

Tikar samak merupakan produk asli Indonesia, khususnya masyarakat Sunda di Jawa Barat. Ada banyak daerah yang secara turun temurun setia memproduksi tikar samak ini, salah satunya di wilayah Kota Tasikmalaya. 

Tikar samak sendiri terbuat dari tanaman purun tikus atau yang dikenal dengan istilah ‘mendong’ (Fimbristylis umbellaris) yang dikeringkan, kemudian ditenun padat dengan alat tenun tradisional hingga menjadi samak.

Tikar samak dikenal sangat lembut, lentur dan hangat. Namun sayang, tikar samak sangat rentan dengan air dan udara lembab.


  1. Tatami

Secara harfiah, tatami berarti lipat dan tumpuk. Hal ini merujuk kepada sifat dari tikar tatami yang sangat fleksibel sehingga saat tidak digunakan, tikar ini bisa disimpan dengan cara dilipat, dan ditumpuk. 

Hampir mirip dengan tikar samak, tikar tradisional asal Jepang ini terbuat dari bahan-bahan alami, seperti jerami. Cara pembuatannya pun cenderung sama, ditenun kemudian diberi kain di pinggirannya agar terlihat rapi. 

Hingga kini tatami dikenal sebagai salah satu oleh-oleh populer asal Jepang, meski proses produksinya kini sudah mulai menggunakan peralatan modern.


  1. Korai Paai

Jika diperhatikan, tampilan korai paai terlihat mirip dengan tikar samak. Namun bedanya, tikar tradisional asal Tamil Nadu, India Selatan tersebut terbuat dari tanaman yang bernama Cyperus pangorei

Proses pembuatannya sendiri sama, bahan pembuatan korai paai dikeringkan terlebih dahulu, kemudian diwarnai dan ditenun hingga menjadi tikar. Kelebihan dan kekurangan dari tikar ini sama seperti tikar samak. 

Korai paai memiliki tekstur yang sangat lembut, lentur dan hangat. Sama seperti tikar samak, tikar asal India ini pun rentan dengan air dan udara lembab.


  1. Tikar Bambu

Main ke China, kamu akan menemukan tikar tradisional yang terbuat dari bambu. Biasanya jenis tikar ini berada di kuil-kuil Buddha dan hunian tradisional China, dibuat dengan cara ditenun.

Biasanya untuk menjaga tampilannya yang alami, tikar bambu akan dibiarkan sesuai dengan warna alaminya, sehingga seiring berjalannya waktu, warnanya nanti akan berubah jadi kecoklatan, atau bahkan coklat tua.

Namun ada juga tikar bambu yang memiliki motif, biasanya motif ini dibuat dengan cara menggambar tikar dengan besi panas.


  1. Lampit Rotan

Di pulau Kalimantan kamu akan menemukan tikar tradisional yang sebutan lampit rotan. Sesuai dengan namanya, lampit rotan terbuat dari batang rotan yang dikeringkan, kemudian dianyam rapi. 

Jika dibandingkan dengan jenis tikar lainnya, lampit rotan punya daya tahan yang lebih baik. Selain itu, lampit rotan cukup popular karena karakter rotan yang bisa menyesuaikan diri dengan kondisi udara. 

Saat udara dingin, lampit rotan akan membuat kamu terasa hangat, sedangkan saat udara panas, lampit rotan akan membuat kamu merasa lebih sejuk.


Selain itu, sebenarnya masih banyak bahan alami yang bisa digunakan untuk membuat tikar, contohnya pandan yang bisa digunakan untuk membuat tikar pandan, daun kelapa, dan lainnya.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url